Senin, 06 September 2010

Wahai Pemuda, Ramaikanlah Masjid

Sedih sekali waktu tarawih kemarin melihat shaf yang semakin menipis. Entah karena sudah banyak yang pulang kampung, tapi yang jelas beginilah potret sebagian besar suasana masjid menjelang pertengahan dan akhir ramadhan. Itupun setelah diperhatikan lebih banyak para sepuh yang berada di masjid.

Memang, agak bertolak belakang dengan keadaan di mal-mal, di mana mal tetap penuh dengan damainya. Padahal rugi sekali jika kita harus meninggalkan terawih di masjid untuk urusan yang kurang penting apalagi hanya untuk kesenangan duniawi semata. Berapa besar nilai pahala yang hilang. Dan belum tentu pula kita bisa menjumpai ramadhan yang akan datang.

Ada penceramah tarawih yang mengatakan bahwa shalat terawih dan witir berjamaah di masjid memiliki nilai shalat seakan-akan melakukan ibadah semalam suntuk. Ini sama halnya dengan ibadah shalat subuh berjamaah di masjid. Wallahualam. Namun intinya, nilai ibadah yang lepas dari genggaman kita jika kita melewatkannya sangatlah besar.
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS At-Taubah; 09 : 18)
Adapun menurut hadis, ada berbagai keutamaan bagi orang yang suka meramaikan masjid, diantaranya:

Dianggap Allah dekat:
Di hari kiamat, Allah bertanya kepada para malaikat: ”Mana tetangga-Ku?” Malaikat menyahut: ”Siapakah gerangan orang yang patut menjadi tetangga-Mu”. Allah menjawab: ”Dimana itu orang orang yang senang membaca Al-Quran dan orang orang yang suka meramaikan masjid?” (Hadis Qudsi Riwayat Abu Naim, dari Abi Sa’id)

Menghindarkan azab:
Sesungguhnya Aku ingin mengazab para penduduk bumi. Tetapi bila Aku melihat kepada para pengunjung masjid, dan orang orang yang memohon ampunan diwaktu malam menjelang fajar, maka Aku hindarkan azab Ku dari mereka” (Hadis Qudsi Riwayat Baihaqi dari Anas)

Menghapus Dosa dan Mangangkat Derajat:
Nabi SAW bersabda: ”Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian dia pergi ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu dari kewajiban-kewajiban Allah (shalat), maka langkah-langkahnya yang satu dapat menghapus dosa, dan yang lain dapat mengakat derajadnya” (Hadis Riwayat Abu Hurairah ra)

Dengan banyaknya manfaat yang terdapat di dalamnya, maka sungguh menyedihkan jika rumah Tuhan yang menjanjikan kebahagiaan yang sebenarnya selalu sepi. Lalu bagaimanakah tempat-tempat hiburan itu? Benarkah tempat-tempat yang ramai dikunjungi kaum muda sekarang bisa mendamaikan hati yang gundah? Sedangkan, Allah lah yang telah memberikan nikmat dan mendamaikan hati yang gelisah?

Lalu dimana lagi kita bisa menemukan kebahagiaan itu jika semua kebahagiaan datangnya dari Allah? Jika apa yang kita miliki datangnya dari Tuhan Yang Maha Penyayang?

Wahai pemuda cintailah masjid dan damaikanlah hatimu, sesungguhnya Tuhanmu tidak pernah meninggalkanmu. Cheers :)

Senin, 09 Agustus 2010

Berkah Ramadhan

Tidak kerasa yah, sudah ramadhan lagi. Hari rabu besok, kita sudah menjalankan puasa full. Sebelumnya, saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca khususnya bila ada penyampaian artikel pada blog ini yang kurang berkenan.

Ramadhan adalah bulan penuh berkah bagi umat Islam. Rasulullah SAW pernah bersabda, sesungguhnya rajab adalah bulan Allah, sya'ban adalah bulanku, dan ramadhan adalah bulan umatku. Barang siapa yang bergembira menyambut datangnya bulan ramadhan, maka Allah mengharamkan jasadnya menyentuh api neraka.

Banyak sekali keistimewaan dalam bulan ini, karena itu sayang sekali bila ada orang yang menyia-nyiakan waktunya di bulan ini. Karena Allah akan menambah rezeki orang mukmin, dan mengabulkan segala doa. Bulan ramadhan memiliki malam, di mana ada satu malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan. Alangkah bahagianya jika kita bisa berada dan mendekat dengan-Nya pada malam ini.

Amalan di malam Lailatul Qadar yang barkah ini menyamai pahala amal seribu bulan. Seribu bulan sama dengan 83 tahun lebih. Ini menunjukkan keutamaan malam yang besar ini. Oleh karenanya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berusaha mencari malam Lailatul Qadar. Beliau bersabda: “Barang siapa shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala, maka dia akan diampuni dosanya yang telah lampau ataupun yang akan datang.”

Bulan Ramadhan adalah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka. Semoga kita diberikan bimbingan, rahmat dan ampunan oleh-Nya. Menjadi orang yang lebih baik hidupnya dan bermanfaat bagi orang lain. Cheers :-).

Rabu, 04 Agustus 2010

Sang Pemimpi - Sebuah Inspirasi

Saya suka baca buku-buku novel. Salah satu yang menginspirasi saya adalah sang pemimpi dari Mas Andrea Hirata. Banyak hal dan pelajaran yang bisa di ambil dari cerita ini. Dan novel ini mengajari saya bagaimana meraih mimpi dengan berpegang teguh, yakin, terus berusaha dan jangan pernah menyerah.




------------------------------------------

Senin, 02 Agustus 2010

Prinsip Hidup - Memberi lebih dari yang diharapkan orang

Terinspirasi waktu mendengar talk show radio smart fm, langsung saja deh nulis artikel ini. Singkat ceritanya begini, ada seorang anak yang miskin yang berangan-angan bahwa suatu hari dia akan kaya. Namun dia selalu menganggap remeh orang yang bekerja membersihkan kaca jendela mobil di sebuah pom bensin.

Seiring berjalannya waktu, dia mencari pekerjaan, dan menyadari bahwa tidak ada satu perusahaanpun yang bersedia menerimanya sebagai pegawai. Dan satu-satunya yang bersedia menerimanya adalah di pom bensin. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya dia mulai bekerja di sana. Dan dia berketetapan hati, bahwa dia ingin menjadi orang yang berbeda.

Inilah yang terpenting, bahwa dia ingin menjadi orang yang bisa memberikan nilai lebih dibandingkan dengan orang-orang yang bekerja di sana. Dia selalu memberikan yang terbaik yang melebihi apa yang diharapkan orang lain. Dia bekerja dengan penuh semangat dan suka cita. Di saat orang lain duduk saja, dia menghampiri mobil yang datang. Kemudian bekerja tanpa disuruh dan dengan sepenuh hati membersihkan mobil yang datang.

Teman-temannya yang lain berkomentar, kenapa begitu rajin, padahal gaji kecil. Namun dia tetap pada pendiriannya bahwa dia harus beda dan harus berupaya semampu dia untuk selalu berbuat lebih pada orang lain.

Suatu hari ada pemilik radio yang kebetulan datang. Kemudian melihat pemuda ini begitu semangatnya. Dan kesempatan lain pada saat datang kembali begitu pula, dan pemilik radio ini tertarik akan pelayanan dari pemuda ini. Akhirnya dipanggilnya pemuda tersebut, dan ditawari bekerja di tempatnya sebagai cleaning service dengan gaji yang lebih besar ketimbang dia bekerja di pom bensin.

Segera saja pemuda tersebut menerimanya dan bekerja di sebuah stasion radio itu. Hari demi hari dia tetap bekerja dengan kebiasaannya berbuat lebih pada orang lain. Dan di tempat barunya dia belajar sambil memperhatikan. Dia bekerja paling awal dan selesai paling akhir. Dan disela-sela kesempatannya, di saat yang lain pulang, dia mencoba seolah-olah dia adalah seorang penyiar radio, membawakan acara olah raga.

Kebetulan saja, pemilik radio kembali ke kantor karena mengambil barang yang tertinggal. Dia melihat pemuda itu begitu fasih membawakan acara. Dia pulang kembali tanpa menegur pemuda tersebut. Suatu hari, penyiar yang membawakan acara olah raga berhalangan hadir. Dan tidak ada orang lain lagi yang bisa menggantikan penyiar tersebut. Tebak, siapa yang akhirnya membawakan acara tersebut? Ya, sang cleaning service. Sang bos melihat, bahwa pemuda ini begitu mahir dan fasih membawakan acara tersebut. Dan singkat cerita, akhirnya sang pemuda kembali menaiki jenjang menjadi seorang penyiar radio.

Dari cerita ini dapat kita lihat bahwasanya kekayaan menghampiri orang-orang yang terbiasa berbuat lebih, apalagi melibihi apa yang orang lain inginkan. Inilah salah satu nilai tambah kita bagi orang lain. Dan ini dapat diterapkan dalam keseharian maupun bisnis kita.

Sampai saat inipun saya masih belajar bagaimana berbuat lebih untuk orang lain. Dan tips untuk anda, kebiasaan berbuat lebih ini akan dengan senang hati dapat kita kerjakan, jika kita mendasarinya dengan hati yang ikhlas. Tanpa mengharapkan apapun dari orang lain, biarlah Allah yang membalas semua kebaikan kita. Karena Allah adalah sebaik-baiknya pembalas kebaikan. Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran tentang hidup dan kehidupan dari cerita ini. Cheers :-)...